Rincian Aduan : LGWP52955641

Selesai Public

KABUPATEN REMBANG, 12 Nov 2022

Halo, saya Bagas Indrayatna, orang tua/wali dari salah satu siswa di SMP 1 Lasem. Saya ingin menyampaikan ini sebab saya berharap kejadian yg dialami oleh adik saya tidak terjadi kepada siswa lain. Kronologinya seperti ini : Adik saya yg duduk di kelas 8 mengikuti dewan galang dan masuk dalam calon peserta lomba LT 3 2022. Sudah hampir 3 minggu adik saya mengikuti latihan setiap sorenya dan pulang hampir jam 4. Calon peserta yang mengikuti latihan dikonfirmasi yaitu 10 peserta, namun satu peserta jarang aktif. Terdapat 9 peserta yg salah satunya adalah adik saya. Karena kebutuhan personel hanya 8 siswa, diseleksilah ber 9 siswa tsb. Kebetulan adik saya minus di pioneering dan adik sata mengakui kekurangannya tsb. Tanggal 8 November 2022, adik saya dipanggil oleh salah satu pembina pramuka SMP itu dan bilang yg intinya "Gadis (nama adik saya), calon peserta atas nama Zety sakit dan tadi pagi dia pulang ke rumah. Kamu ikut lombanya ya. Tas carrier ini bawa pulang kamu ya, nanti siapkan saja yg diperlukan untuk lomba dan besok bawa ke sekolah semua. Namun jika Zety besok sembuh dan masuk, maka bawa pulang lagi barangmu dan kamu berarti ngga jadi ikut" Sebagai seorang siswa, adik saya nganut saja. Sorenya saya jemput adik saya dan dia cerita ttg hal tersebut ke saya. Saya dan Ibu pun merasa aneh dg pesan yg disampakan oleh pembina kepada adik saya. Ya kali adik saya seperti bahan "percobaan" sebab disuruh persiapan semuanya, namun jika temannya sembuh dia dibatalkan dan sia-sia preparenya. Setelah itu saya langsung chat pembina yg memberitahu. Sekitar pukul 17.30 WIB pembina utamanya (Pak W) chat di grup pramuka SMP dan menginformasikan bahwa adik saya FIX dan FINAL untuk ikut lomba. Tentunya adik saya senang sekali, dan Pak W menyuruh adik saya mempersiapkan semuanya. Kami sekeluarga langsung bagi tugas untuk mempersiapkan persiapan adik. Ibu meminjam baju ke Soditan, saya dan adik pergi ke Rembang untuk beli TKK, foto bg merah, dan mengurus administrasi. Namun, pukul 18.26 WIB, Pak W ini kembali mengechat Adik saya dan bilang bahwa Zety yg sakit itu memgbari bahwa dia bisa join lomba dan adik saya DIBATALKAN. Padahal semua persiapan sudah akan selesai. Seketika adik saya lemes dan bilang "yows kak". Saya menelpon ibu saya, biar ngga jadi minjam seragam. Dan ibu sayapun sedih. Seperti MEMPERMAINKAN siswa saja. Saya tidak habis pikir cara mengambil keputusan oleh pihak sekolah yg menjatuhkan mental siswa. Seketika saya dan adik pulang. Untung saja adik saya kuat mental. Tapi kami ngga tau dalam pikirannya bagaimana. Kami takut adik kami kena mental dan semangat belajarnya. Mungkin kiranya dari Dinas Pendidikan Rembang dapat memberikan teguran dan wejangan pada pihak sekolah agar tidak timbul korban baru. Bukan masalah diikutkan atau tidak diikutkan, namun ini masalah diberikan harapan kemudian dijatuhkan. Ini masalah mental dan masa depan adik saya. Dan ini bukan masalah biasa. Bayangkan saja Bapak/Ibu memiliki anak kemudian dilakukan seperti itu oleh sekolah. Betapa tidak marah Bapak/Ibu. Anak seperti dikasih harapan, kemudian dijatuhkan. Sakit. Ironi. Seperti pembina pramuka nya tak memiliki perasaan. Padahal pramuka memiliki nilai kedua dasadarma yg berbunyi " Cinta Alam & Kasih Sayang Sesama Manusia". Nilai ini sama sekali tidak tercermin di pangkalan SMP 1 Lasem. Kami sebagai orang tua kecewa sekali thp kejadian ini dan pada SMP 1 Lasem. Berharap ini menjadi rahasia kami, dinas pendidikan , dan SMP 1 Lasem. *Jangan sampai libatkan siswa dalam hal ini*. Sudah cukup, rasa kekecewaan dan sakit yg dialami oleh siswa. Berharap ini bisa diteruskan ke Kwarcab dan menjadi evaluasi bersama. Terimak kasih atas perhatiannya, maaf jika ada kata yg menyinggung. Ini dari lubuk paling dalam kekecewaan kami. Jabat erat, Bagas

0 Orang Menandai Aduan Ini