KOTA SEMARANG, 01 Feb 2022

Selamat siang, Bapak/ Ibu. Maaf menganggu, saya ingin menyampaikan beberapa masalah yang saya alami saat mengikuti proses recruitment pada kantor pemerintah Dispermades Jawa Tengah. Maaf apabila bahasa yg saya gunakan kurang sopan. Kantor Dispermades membuka lowongan utk tenaga non ASN pada awal Januari ini, lalu saya mencoba melamar dikarenakan posisi saya sebagai sarjana baru yg belum memiliki pengalaman bekerja. Awalnya saya lolos pada tahap administrasi, dan dihubungi untuk mengambil undangan tes tertulis dan praktik. Tgl 17 Januari saya mengikuti tes, pd tanggal 20 saya dihubungi lagi utk mengambil undangan tes wawancara, undangan seperti yg saya lampirkan. Pada saat saya mengambil undangan, salah satu staff sekretariat mengatakan apabila sudah sampai pd tahap ini "level Anda sudah tinggi", saya berasumsi bahwa level yg beliau maksud adalah kemampuan saya saat tes tertulis dan praktik. Namun saya salah, level yg beliau maksud adalah 'jabatan orang dalam yg membantu pelamar utk mengikuti proses berikutnya'. Pada tanggal 24 saya mengikuti tes wawancara, di mana saya bertemu dengan pelamar lainnya sejumlah kurang lebih 40 orang. Di ruang tunggu sblm masuk ke ruang interview, mereka terbagi menjadi 3 kelompok smbil menunggu dan mengobrol (Saya berada di tengah, tidak termasuk dari ketiganya, mereka smua tampak asing bagi saya). Saya pikir dari ketiga rombongan ini sama-sama pelamar baru yg langsung akrab. Namun saya salah, mereka semua sudah kenal satu sama lain. Dari obrolan yg mereka lontarkan sudah bukan seperti orang yg baru kenal, akrab sekali. Bahkan di salah satu grup (sisi kiri saya saat duduk) ada 1 pegawai kantor tersebut berseragam ikt bersama mereka berdiskusi mengenai pertanyaan wawancara nanti. Hingga saatnya saya dipanggil utk masuk ke ruangan setelah 2 jam menunggu utk wawancara dengan Kasubag posisi yg saya lamar, saya mendapat pertanyaan yg kurang mengenakan dan menyudutkan soal "orang dalam yg membantu saya", padahal saya tidak tahu apapun soal hal tersebut. Hingga meluncur kalimat dari mereka "saya kira kamu anaknya siapa". Hingga pengumuman calon pegawai non ASN yg diterima, saya tidak kunjung dipanggil maka saya berasumsi saya gagal. Terlepas dari kegagalan saya dikarenakan kemampuan saya yg mungkin kurang, di sini saya hanya ingin menekankan, bahwa aparatur pemerintah masih perlu jujur dalam bekerja dan menghindari nepotisme apalagi kantor tersebut sudah bertaraf di Provinsi Jawa Tengah. Sekian yang dapat saya sampaikan melalui pengalaman saya. Tarima kasih.