KABUPATEN BANYUMAS, 13 Mar 2021

Alamat: Kabupaten Banyumas, Kecamatan Purwokerto, Kelurahan pliken-kembaran Laporan: perampasan hasil aset hak koprasi oleh pak lurah (penyalahan wewenang) Assalamu’alaikum wr wb sehat sllu pak dhe ganjaar moga diberkahi keluarga dn staff smuanya Izinkan saya mengadu ???? Tepat 10 bln berlalu ., ancaman., diskriminasi ., fitnahan., dan akhira hak kita diambil alih Kami tinggal di desa pliken kec. Kembaran kab. Banyumas dn sekarang umur saya 37 th Bapak saya penjual tempe dipasar banyumas., sblm saya lahir., singkat crita dibawah naungan koprasi tahu tempe prim kopti mekar jaya (sebagai ketua) se kab. Banyumas Hampir 5th koprasi kollaps akhirnya jual aset dn dngan persetujuan dinkop dan anggota sebesar 4,5M Dn akan dibagi ke anggota buat modal dan sisanya buat koprasi biar jalan lagi itu rencana kita Rencana kdng tak sesuai mulai ada team independen (didirikan oleh mantan napi dan beranggotakan mereka yg tdk punya pekerjaan dan maaf bisa dikatakan premannya desa) Polisi pun mengamankan kita takut terjadi sesuatu (pihak ke kita ) Stelah itu team independen mendatangi pak lurah dan pak camat gk tau sperti apa akhirnya polisi berpihak ke mereka smua ( bukan anggota koprasi bahkan pengurus) dan mendiskriminasi dinkop dan pengurus koprasi smpai mengancam klo hasil aset gk dikasih merka pak camat dn pak lurah rumah kita akan didatangi masa Disaat zona merah corrona mereka meminta dn memaksa itu smua dngan ancaman smp bawa sajam Akhirnya dngan persetujuan dinkop krna takut ketua koprasi yg kantor berdomisili di desa pliken kec kembaran takut ada kekerasan krn pihak team independen dan pak lurah mengancam klo tidak nurut hasil aset dikasih mereka., smp bilang “ kalo ada masa ke rumah kita gk tanggung jawab “ kata pak lurah 3,8 M cair dri rekening koprasi dngan anggota 530 orang mereka membagi semau mereka padahal pengurus dn anggota udh ada rincian smua Mereka membagi tanpa mengikut sertakan pengurus dn anggota Mereka membagi 3,8M anggota 530 hanya 4,3jt/ orang Bahkan ada yg belum dapat uang itu mereka menjanjikan menunggu aset terjual lgi brti ada unsur perpasan ulang terjadi lgi Kami udh lapor ke bupati belum ada jawaban