LAIN-LAIN, 07 Oct 2022

Pak.Saya mendapatkan keluhan dari teman Tuli dan mayoritas ortu yg anaknya sekolah di SLB, ttg anak-anak mereka yg bahasa isyaratnya kurang. Dan selama bbrp tahun saya berkumpul dg mereka, bahasa isyarat teman-teman Tuli Kudus itu yg paling jelek se karesidenan Pati. Bbrp waktu lalu jg sempat mediasi antara kami, KNDI dan bupati. Saya menyampaikan keluhan kpd bupati, namun disampaikan bahwa itu adalah ranah pemprov. Jadi pemkab tidak berhak mengganggu. Dan tentang dunia pekerjaan mereka, banyak dari mereka yg masih menganggur, padahal banyak pabrik dikudus. Tp seandainya mereka kerja di pabrik, knp harus kerja di kota lain? Tidak ada pabrik yg mau menerima mereka? Bukankah seharusnya pemerintah memberikan contoh untuk mempekerjakan mereka sbgmn yg tertuang dalam pasal 53 UU 8/2016 dg minimal 2% dari jumlah keseluruhan pegawai pemerintahan, pemda, BUMN, BUMD. Sehingga pemerintah bisa menekan perusahaan-perusahaan yg tidak mematuhi peraturan untuk mempekerjakan 1% dari seluruh jumlah karyawan? Tolong ditinjau pendidikan luarbiasanya pak. Banyak guru yg kurang kompeten, guru yg gak dari pendidikan luar biasa mengajar di slb. Mohon pehatian bapak