KOTA SEMARANG, 15 May 2019

Sumur Tua dan WC Di dekat Taman Srigunting seperti sedulur ketahui semua ada sebuah sumur artetis tua.Sumur itu dibangun tahun 1841 dengan kedalaman 71 meter. Pembangunan sumur waktu itu dimaksudkan untuk memberikan air bersih yang limpah bagi warga sekitarnya. Selain itu juga menyediakan air bagi kebutuhan kapal laut yang sandar di pelabuhan. Karenanya ada juga jaringan pipa yang dihubungkan ke tandon di dekat jembatan Bodjong (mungkin ini jembatan Berok). Tujuannya agar kapal tak kesulitan mendapatkan air.Juga sumur ini pernah berjasa ketika di Semarang pecah wabah disentri pada awal abad ke 20.Sumur ini begitu berjasa untuk meredam merebaknya penyakit. Sumur ini penting bagi pemenuhan kebutuhan air bersih. Pada masa modern sekarang ini selain warga, juga truk pemadam kebakaran banyak mengambil air sumur itu untuk keperluannya. Debitnya sampai sekarang masih besar.Namun dalam pengerjaan revitalitasi Kota Lama sekarang ini ada hal yang memprihatinkan.Hanya beberapa meter dari mulut sumur, sedang dibangun sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan septiktank. Yang jadi persoalan jelas adalah septiktank.Apakah tak dipikirkan oleh pemrakarsanya, bahwa resapan kotoran itu akan mengotori air sumur yang dipakai warga?Pekerja yang ditanya tak ambil pusing. Pokoknya kerjakan sesuai perintah. Bagaimana sedulur? Jika sedulur yang menggunakan air sumur itu, dan tahu ada septiktank di dekatnya, masih akankah memakainya? Dan itu sumur paling tua serta bersejarah di Semarang.Tempo hari Reclame Kiosk di ujung Jalan Merak sudah lenyap dimakan alat berat. Padahal tugu silinder itu sarana promosi peninggalan gemeente Semarang. Dan sekarang tinggal satu tersisa di Jl Gambiran. Dulunya ada banyak di Semarang namun jadi korban pelebaran jalan. Apakah sumur tua ini juga akan berakhir nasibnya?Belum lagi ada fasilitas gardu telepon merah tipikal London yang dimaksudkan untuk charger handphone, yang dinilai beberapa pihak kurang pas.Maturnuwun sekali lagi.