Detail Aduan
Rincian Aduan : LGWP82345123
KABUPATEN KEBUMEN, 10 Dec 2020
Assalamualaikum Pak Gubernur Saya rakyat kecil mau tanya pak tentang COVID tolong di balas ya pak ???? Ceritanya gini pak ibu saya lagi di rawat di RS daerah Kebumen pak . Ibu saya masuk RS karna ada keluhan sakit gejala tipes pak . Na di samping itu juga mengalami sesak nafas karna malam waktu sakit nyalain obat nyamuk bakar . Setelah di RS ibu saya di ronsen pada saat masih sesak nafasnya . Setelah 1 hari melaksanakan ronsen ibu saya sudah tidak mengalami sesak nafas lagi , dan setelah 2 hari kesehatannya sudah pulih . Hasil Rosen keluar setelah 3 hari di lakukan ronsen dan di diaknosa paru paru ibu saya mengalami inveksi sedikit dan di sarankan untuk menjalani isolasi di ruang tertentu di rumah sakit . Pada saat melakukan isolasi ibu saya dalam keadaan sehat tidak mengalami gangguan pernafasan , pilek , atopun gejala COVID lainnya. Ibu saya masuk ruang isolasi baru 3 hari dan setelah 2 hari ibu saya baru melaksanakan swab tes swab tes pertama pada tanggal 9 Desember 2020 kemarin .Dan katanya akan di swab lagi pada tgl 10 Desember 2020 padahal hasil swab yang tanggal 9 Desember kan belum keluar pak . Dan saya tanya pengurus isolasi di RS tersebut . "Kenapa di lakukan swab tes berdekatan padahal hasil belum keluar padahal kan seharusnya di lakukan swab tes pada saat pasien dikatakan positif dan melakukan swab tes lagi pada saat selesai karantina setelah 2 Minggu" . Pengurus menjawab "Biar hasilnya lebih akurat" . Saya percaya saja saat pengurus menjawab seperti itu ujar saya memang benar si . Terapi setelah itu saya berdiskusi pada beberapa saudara pasien di situ . Saya tanya "keluarga Bapak sudah di swab?? . Bapak itu menjawab "Sudah katanya, di katakan positif padahal keluarga saya merasa sehat sehat saja tetapi anehnya saya langsung dikatakan positif tanpa dokter memberikan bukti berupa surat maupun bukti lainnya jika saya dikatakan positif" . Saya bertanya "lo ko gitu pak??" . Bapa itu menjawab "saya juga kurang tau tentang massalah itu" . Setelah itu muncul lah pertanyaan di pikiran saya kenapa tidak diberi tahu bukti yang kuat kalau bapak ini dikatakan positif . Selain itu juga ada ibu ibu yang suaminya di isolasi di ruang tersebut . Ibu itu berkata "suami saya juga dikatakan positif tetapi saya minta bukti keterangan positif tidak di kasih oleh pihak RS . Saya sudah sempat cekcok dengan dokter dan perawat di sana tetapi hasilnya tetap saja nihil" . Ibu itu berkata "kita rakyat kecil bisa apa , yang kita inginkan keluarga kita sembuh dari sebuah penyakit tetapi kita merasa menjadi boneka disini" . Saya berfikir memang benar banyak kejanggalan di RS ini . Saya berfikir jika dilakukan swab tes 2x secara berdekatan Muncullah sebuah teori peluang , yakni jika hasil swab 1 negatif hasil ke 2 positif maka pasien tersebut dikatakan positif . Jika hasil 1 positif dan ke 2 negatif maka dikatakan positif . Jika hasil 1 positif dan 2 positif maka hasilnya positif . Dan jika hasil 1 negatif dan 2 negatif maka dikatakan negatif . Jadi perbandingan dari antara negatif dan positif itu 3 : 1 ya pak . 3 untuk positif dan 1 untuk negatif . Saya tidak tahu tentang semua ini apakah semua ini permainan rumah sakit atopun memang benar adanya . Tetapi dari kesimpulan saya dari beberapa orang yang saya tanya mereka menjawab memang ini banyak kejanggalan tetapi kita rakyat kecil kita bisa apa . Sekian dan terimakasih pak semoga rakyat kecilmu ini mendapat tanggapan yang memuaskan dari bapak gubernur ????
Disposisi
Kamis, 10 Desember 2020 - 15:20 WIB
Admin Gubernuran
Verifikasi
Sabtu, 12 Desember 2020 - 16:53 WIB
DINAS KESEHATAN
Selesai
Senin, 14 Desember 2020 - 11:39 WIB
DINAS KESEHATAN