Rincian Aduan : LGWP65604927

Selesai Public

KABUPATEN PATI, 10 Dec 2019

Dua Hari ini saya ngurus ke pesertaan KIS adik saya yang sedang sakit dan dirawat di RSI Pati, karena adik saya sedang sakit kurang lebih sudah satu minggu. Sebelum saya memutuskan untuk memasukan ke rumah sakit, sebelumnya sudah memeriksakan ke dokter praktek di Desa Sebelah. Obat sudah diminum rutin, namun setelah tiga hari lebih keadaan sakit tidak ada tanda membaik. Meskipun keterbatasaan biaya, akhirnya adik saya kami masukkan ke Rumah sakit agar dapat ditanggani segera. Setelah masuk rumah sakit, kami kebinggungan terkait biaya pengobatan. No KK kami terdata sebagai peserta KIS program pemerintah. Anggota keluarga saya ada 5 saudara dirumah saya yang nomer 2 dan sekarang saya jadi kepala keluarga karena kakak saya sudah menikah dan pindah KK. Dari 5 saudara yang tersisa, 3 orang sudah mendapat kartu KK yang di kirim lewat desa dan kami simpan. Karena kami sadar biaya rumah sakit mahal. Sedang kan yang 2 tidak mendapatkan Kartu KIS. Kebetulan adik saya yang terakhir sakit pada tanggal 8 Desember 2019 kemarin saya masukan ke RS. Ada dua pendaftaran lewat KI S atau Umum. Kami meyakinkan petugas pendaftaran kalau adik saya juga pasti di cover KIS, akhirnya kami dikasih waktu 2x 24 jam untuk melengkapi. Persyaratan tersebut. Kami berusaha semaksimal mungkin. Agar bisa berobat dengan biaya kepesertaan KIS. Semua syarat kami lengkapi dan datang ke BPJS melakukan pengecekan data. Tapi juga tidak ada datanya jika adik saya yang bernama Samsul Hadi ikut KIS. Hasilnya nihil, saya diminta untuk daftar yang mandiri, tapi niat itu saya urungkan. Karena harus daftar di rekening selain BRI, padahal saya cuma punya rekening BRI, karena BRI di desa Mudah. Dibandingkan kalau mengunakan bank lain. Akhirnya setelah seharian ngurus BPJS tak Berhasil. saya putusan untuk,mencabut adik saya yang masih dirawat di RS meskipun keadaannya belum pulih. Kami minta biaya perawatan totalnya dalam sehari sudah mencapai Rp 1 juta 40 ribu. Khawatir biaya membengkak, kami akhir memutuskan untuk mencabut. Namun, kami datang kedesa untuk meminta surat keterangan tidak mampu agar ada potongan harga biaya tersebut. Biaya itu kami iuran dengan adik saya yang lainnya. Entah dari mana uangnya, saya yang saat itu punya uang 400 ribu, dalam dompet saya berikan semua. Waktu mengurus surat keterangan didesa, kami di cek kan dalam data caribdt.dinsosjateng. dalam data itu, adik saya Samsul Hadi terdaftar, kami pun merasa lega. Namun dalam data tersebut setelah saya cek Ke BPJS ternyata data itu tidak ada dan ganda dengan kakak saya,itu berarti ada kesalahan dari dinas sosial yang mengimput. Kami akhirnya membayar biaya rumah sakit sendiri. Untuk biaya tersebut mungkin nominalnya kecil, tapi hal itu sangat menyulitkan kami. Akan keteledoran pengimputan data yang asal asalan. Mohon di tindak lanjuti. Itu baru contoh satu, seandainya ada 1000 keluarga janda yang nasibnya sama kayak saya. Sangat kasihan mereka, diribetkan dengan hal semacam itu. Apalagi mereka yang tidak tahu alur pelaporan pasti akan menerima nasib yang serupa. Semoga ada penyelesain terkait tumpang tindih data yang tidak falit itu.

0 Orang Menandai Aduan Ini