Detail Aduan
Rincian Aduan : LGWP61312137
KABUPATEN SEMARANG, 04 Apr 2023
Mohon izin melaporkan : Kronologis .. Ada pembelian mesin penyiang gulma kepada cv phonna raya 100 unit lebih...dng spesifikasi mesin TKDN 38% dan ready stock....proses sedang negosiasi.. secara tiba2 dibatalkan oleh PPK nya langsung....dng alasan PERBAIKAN KAK Dan PERCENAAN pengadaan barang ..tanpa pemberitahuan ke cv phona... Fakta Dilapangan ada penyedia lain dengan mesin penyiang gulma tkdn 40% tp ready stock di bulan mei...dan ada indikasi pengamanan cashback...menunggu stock ready baru diklik ke penyedia yg bertkdn 40% ....cv phona tkdn tayang lebih dahulu..dan ready stock tp tdk dipertimbangkan Pada tahun 2022 PPK dan Selaku Kepala Bidang sarpras pertanian prov jateng membeli produk pada satu penyedia atau satu merk ....dan tahun 2023 hampir sama...penyedia tahun lalu di libatkan kembali dngn nilai transaksi yg cukup besar dalam pembelian alat2 pertanian.... Sudah kelihatan ada indikasi memperkaya diri sendiri..kasian penyedia lain ..buat apa mereka buka usaha klo tidak dipertimbang kan sm pejabat dinas.. ...banyak tikus di dinas pertanian prov jateng.... Banyak komitmen...bahkan smp bawa anggota DPRD Mohon di tindaklanjuti segera pak....bekerjasama PPATK dan BPK serta irjen ...sudah meresahkan Terima kasih
0 Orang Menandai Aduan Ini
Disposisi
Rabu, 05 April 2023 - 08:38 WIB
Admin Gubernuran
Verifikasi
Jumat, 28 April 2023 - 14:56 WIB
DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Terimakasih atas laporan yang disampaikan.
Progress
Jumat, 28 April 2023 - 14:56 WIB
DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Terimakasih atas aduan yang disampaikan.
Selesai
Jumat, 28 April 2023 - 14:57 WIB
DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
Proses
pengadaan barang dan jasa dilaksanakan dengan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomer 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas peraturan Presiden Nomor 16 tahun
2018 tentang Pengadaan barang dan Jasa. Di dalam prepres tersebut disebutkan
pada pasal 66 :
1. Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
wajib menggunakan produk dalam negeri termasuk rancang bangun dan perekayasaan
nasional
2. Kewajiban penggunaan produk dalam
negeri sebagaimana dimaksid dalam ayat (1) dilakukan apabila terdapat produk
dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) ditambah nilao Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat
puluh persen)
Hal
tersebut diperkuat dengan Inpres Nomer 2 tahun 2022 tentang Percepatan
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha kecil,
dan Koperasi dalam rangka Menyukseskan gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
pada pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Dengan
kedua aturan diatas maka sudah menjadi kewajiban PPK untuk memberikan preferensi
pertama kepada barang dengan TKDN+BMP lebih dari atau sama denga 40% dalam
proses pemilhan penyedia barang dan jasa.
Proses
negoisasi belum menjadi suatu ikatan antara PPK dan penyedia dalam melaksanakan
proses pengadaan barang sehingga suatu negoisasi dapat dilanjutkan atau
dibatalkan apabila terdapat hal-hal yang mengharuskan seorang PPK untuk
membatalkan negoisasi tersebut maka negosiasi bisa tidak diteruskan, dalam hal proses negosiasi dengan Pihak CV
Phona raya ternyata ada calon penyedia lain yang menawarkan barang dengan nilai
TKDN+BMP sebesar 40% dan dengan harga yang lebih murah. Maka PPK memutuskan
tidak melanjutkan proses negosiasi dengan CV Phona dan melanjutkan negosiasi
dengan penyedia terakhir yang memenuhi persyaratan TKDN dan harga yang lebih
murah.