Laporan telah diteruskan ke DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Terima kasih laporannya

Mohon maaf atas keterlambatan dalam menanggapi laporan Saudara

Dari permasalahan yang Saudara sampaikan dapat kami informasikan hal-hal sebagai berikut : Hasil koordinasi dengan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Tegal perihal bahan baku shuttlecocks adalah sebagai berikut : 1. Desa Lawatan Kec. Dukuhturi Kab. Tegal merupakan salah satu desa sentra home industri shuttlecocks dan sampai saat ini kelangsungan hidup home industri kecil masih tetap bertahan; 2. Kelangkaan bulu hampir setahun ini (Pandemi tahun ke-2); 3. Perubahan harga bulu : - KAWUL berat 10 kg/dus tadinya 1,65 jt/dus menjadi 3,2 jt/dus; - YB kenaikan sama dengan KAWUL - YAS/YAM berat 13 kg/dus tadinya 4,2 jt/dus menjadi 6,7 jt/dus - WJ dan HS berat 13 kg/dus tadinya 4,3 jt/dus menjadi 6,6 jt/dus 4. Untuk gabus isi 500 lusin/box tadinya 3,1 jt/dus menjadi 3,7 jt Untuk gabus ketersediaan masih banyak hanya ada kenaikan saja. Importir bulu sebagai berikut : 1. Sungkono Surabaya/Malang 2. Ricky Jakarta 3. Awie Nganjuk - Jawa Timur Catatan : Pembelian bulu sekarang harus sistem PAKET, jadi misal kalau kita butuh jenis Kawul atau jenis tertentu harus se-paket pembelian dengan tipe bulu lain yang tidak kita butuhkan atau kurang laku dipasaran. SOLUSI : 1. Kemitraan antara Koperasi Peternak Itik (bahan baku bulu) dengan Home Industri (pengrajin) shuttlecocks dengan tujuan untuk saling menguntungkan antara peternak dan pengrajin, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari adanya hubungan baik, rasa saling membutuhkan dan memperkuat keduanya sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat. 2. Bekerjasama dengan Asosiasi Importir dengan tujuan bisa mendatangkan bahan baku dari negara asal dengan harga lebih murah dan terjangkau. Demikian yang bisa kami sampaikan, matur suwun